Minggu, 28 Desember 2014

Lensa AF Yongnuo untuk Canon

Ada yang menarik dari dunia fotografi kemarin.. Mungkin yang lain sudah pernah denger ini, tapi saya baru denger sih, dan hari ini saya coba2 cari lebih lanjut.

Yongnuo membuat lensa2 untuk DSLR Canon. Yup, yongnuo yang kita kenal dengan flash dan aksesoris lainnya.

Yup, mereka bikin 50 f/1.8, 50 f/1.4 dan 35 f/2.




Harganya yang murah cukup bikin penasaran, ya, lensa 50 f/1.8 dengan harga USD 40... setengahnya harga Canon 50 f/1.8.

Saya masih mencari review dari lensa2 yongnuo ini. Cukup menarik memang. Kapan yongnuo bikin untuk mounting lainnya?

Kita tunggu saja.. :)

Salam,

AKG


Rabu, 10 Desember 2014

5 kekhawatiran yang berlebihan bagi seorang fotografer


Megapixel (MP)

Banyak fotografer sekarang yang beranggapan bahwa semakin besar Megapixel (MP) sebuah kamera, maka hasil foto akan semakin bagus, semakin detail. Tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar.

Megapixel berpengaruh ketika kita akan melakukan print-out dalam skala yang besar. Tetapi akan berpengaruh ke noise ketika kita berada di tempat yang gelap. Image quality ketika low-light akan berkurang ketika megapixel yang semakin besar ketika tidak diikuti dengan kapasitas sensor kamera.

Saya jadi ingat ketika Sony A77, Nex 7 keluar, mereka menggunakan sensor APS-C dengan 24MP. Banyak sekali yang mengagung2kan kamera tersebut karena 24MP. Tetapi ketika disandingkan dengan Sony Nex 5n, hasilnya kalah telak ketika menyentuh ISO 1600.

Kenapa? Karena disinyalir sensor yang digunakan oleh A77 dan Nex7 bukan sensor baru, melainkan sensor yang digunakan di Nex 5n 16MP di resize menjadi 24MP. Makanya file 24MP Nex 7 dibanding dengan 16MP Nex 5n tidak jauh berbeda. Lain halnya dengan file 24MP nya A850, A900 dan A99.

Kesimpulannya adalah megapixel bukanlah satu2nya faktor ketika kita memutuskan untuk membeli kamera. 16MP menurut saya sangat pas dengan kebutuhan kita saat ini.



Mengcover semua focal length 

Banyak dari kita, termasuk saya menginginkan lensa yang lengkap, dari ultrawide sampai tele. Tidak salah memiliki keinginan seperti itu. Tetapi ketika kita pergi hunting, ada baiknya kita tau apa yang kita mau foto. Lensa apa yang kita butuhkan di tempat tersebut.

Contoh : Kita akan meliput sebuah pesta ulang tahun. Yang pertama kita perlu tahu adalah tempatnya dimana? Berapa besar tempatnya? Berapa banyak tamu nya?

Dari informasi diatas kita bisa menentukan lensa yang kita akan bawa. Apabila tempatnya kecil, tamunya cukup banyak, makan meja, sudah pasti kita tidak membutuhkan lensa tele.

Ketika berhubungan dengan orang, hindari menggunakan lensa ultrawide, kalaupun terpaksa menggunakan lensa ultrawide, hindari menempatkan objek di pinggir foto, karena akan terkena distorsi.

Kebayang dong kalau kita memiliki 5 lensa, dan kita harus bawa ke 5 lensa tersebut ketika foto liputan. Waktu kita cenderung akan terbuang untuk gonta ganti lensa.

Kalau alasannya kita akan kehilangan momen kalau kita tidak membawa lensa tersebut, kita bisa melihat momen yang lain. Momen tersebut akan hilang ketika kita mengganti lensa.

Kesimpulan : Kenali gear anda.

Melihat LCD setiap sehabis 'jepret'

Ini yang saya biasa lakukan. Saya memastikan bahwa objek yang saya foto tajam, tidak shake. TAPI ini saya lakukan ketika saya melakukan foto dengan objek benda mati / still life. Terutama ketika saya melakukan foto strobist. Untuk memastikan arah jatuh cahayanya benar.

Tapi, ketika kita foto liputan, dimana kita kejar2an sama momen, ada baiknya kebiasaan ini kita kurangi. Tujuannya adalah supaya kita tidak kehilangan momen tersebut. Kalau kita takut apabila hasil foto kita miring, ketika diluruskan ada bagian yang terpotong, hindari framing yang teralu ketat.

Kesimpulan : Jangan sampai ketinggalan momen.

Peralatan fotografi yang anda tidak miliki

Kita selalu berpikir untuk menghasilkan foto yang bagus, kita harus menggunakan gear yang bagus. Tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah juga.

Untuk menghasilkan foto yang bagus, komposisi, momen akan lebih penting.

Jangan fokus kepada apa yang anda tidak miliki, tapi fokuslah terhadap apa yang anda miliki.

Contoh : Jangan terpaku untuk membuat foto macro saya harus memiliki lensa macro. Untuk membuat foto landscape saya harus memiliki lensa ultra wide.

Saya punya cerita sedikit. Ketika saya memiliki DSLR pertama saya, saya merasa saya lebih kreatif dalam komposisi. Lebih kreatif dalam banyak hal yang berhubungan dengan fotografi. Seiring berjalannya waktu, Saya punya rejeki lebih untuk upgrade gear saya, dimana saya mengalami kemunduran dalam mengexplore gear saya.

Saya punya teman yang hanya memiliki 1 buah lensa kit 18-55 dan 50 f/1.8 (pada akhirnya). Dia rajin foto2, explore komposisi, dan hasilnya? foto dia bagus2 menurut saya.

Bokeh bukanlah segalanya, jadi lensa bukaan besar bukanlah segalanya.. :) Ketajaman, Warna, Keakuratan focus, Kemampuan lensa menghandle cahaya yang kuat (mencegah flare, Chromatic Abberation (CA), dll) itu semua jauh lebih penting dibanding bokeh.

Contoh : Chromatic Abberation

Contoh : Lens Flare

Kesimpulan : Maksimalkan apa yang anda miliki

File EXIF

Banyak orang yang bertanya2 lensa apa yang digunakan? kamera apa yang digunakan? ketika melihat sebuah foto. Kamera dan lensa yang digunakan hanya sebagai alat bantu dalam meng-eksekusi sebuah momen. Kreatifitas si fotografer lah yang jauh lebih penting.

Jangan beranggapan kita pasti bisa membuat foto yang sama bagusnya ketika kita memiliki lensa dan kamera yang sama. Karena pengaturan kamera, komposisi objek, lighting akan berpengaruh terhadap hasilnya. Apakah foto tersebut menarik? ataukah hanya bokeh semata?

Seperti cerita teman saya di atas. Dia menggunakan lensa kit, kamera entry level, tapi dia bisa memaksimalkan apa yang dia punya. Dia sangat mengenal kameranya.

Salam

Pondok fotografi.


Kamis, 27 November 2014

Kawin silang lensa..FAQ...

Kali ini saya akan coba list pertanyaan2 yang banyak muncul di kalangan fotografer yang suka kawin silang lensa dengan bodynya..dalam artian Body A, Lensa B, dll.

FAQ :


Kalau menggunakan body A, lensa AF merk B, dengan adapter, apakah AF bisa jalan?

Jawab : Tergantung. Apakah adapter yang digunakan support untuk AF si lensa B?

Contoh : Body Sony Nex atau yang sekarang dikenal dengan Sony AXXXX, banyak para fotografer menggunakan lensa AF Canon EOS / Nikon AF. Apakah bisa autofocusnya jalan? tergantung dari adapternya. 

Ada adapter yang support AF untuk lensa Canon EOS, ada yang merk cina (Viltrox) dan Metabones. dan yang menariknya, IS (Image Stabilizer) dari lensa tersebut dapat berfungsi.

AF memang jalan, tapi kalau kita perhatikan biasanya namanya adalah Smart Adapter. Dimana AF akan berfungsi, tapi tidak cepat. 

Pada akhirnya, autofocus dapat berfungsi apabila si lensa dan adapter support untuk autofocus.

Kalau Body NEX pakai lensa Sony Alpha / Minolta AF apakah AF bisa berjalan?

Jawab : Bisa, dengan 1 syarat menggunakan adapter LA-EA2.

Kenapa tidak dengan LA-EA1?

Jawab : AF di LA-EA1 hanya untuk lensa Sony Alpha yang menggunakan motor (kode lensa SAM / SSM). LA-EA2 support semua lensa Sony Alpha dan Minolta AF.


LA-EA2
LA-EA1


Apakah Image Stabilizer / Super Steady Shot jalan?

Jawab : Tidak. Lensa Sony Alpha dan Minolta AF tidak memiliki Image Stabilizer pada lensa. Body Nex pun tidak memiliki Image Stabilizer.

Saya memiliki lensa Minolta jaman film dulu, apakah adapter yang cocok untuk lensa saya untuk dipasangkan di body Nex?

Jawab : Tergantung dari jenis lensa Minolta nya dulu. Ketika jaman film dahulu, sudah ada lensa Minolta yang AF. Silahkan dilihat kode di lensanya apakah ada AF nya atau tidak? Kalau ada, berarti adapter yang cocok adalah MA-Nex / LA-EA1 / LA-EA2

Kalau tidak ada, adapter yang cocok adalah MD-NEX

Gambar diatas adalah lensa Minolta AF

Gambar diatas adalah lensa Minolta Manual (MD-Mount)

Bagaimana saya tau lensa yang saya miliki adalah lensa manual Minolta atau AF Minolta?

Jawab : Selain dari tanda di body lensa, Minolta AF ada tanda AF nya, biasanya dibagian belakang lensa ada konektor pin nya.. dengan catatan mount lensa masih original.

Karena banyak penggemar lensa manual yang memodifikasi lensa manualnya menjadi mounting yang berbeda dengan AF chip.

Dan biasanya di lensa AF, ada screw untuk autofokus lensa.

Apa itu AF confirm? 

Jawab : AF confirm adalah salah satu fitur adapter yang membantu pengguna lensa manual ketika mencari fokus. Titik tengah AF di kamera akan menyala ketika lensa mendapatkan fokusnya. 

Apakah dengan menggunakan lensa yang sudah diubah dengan AF confirm, autofocus bisa berjalan?

Jawab : Tidak bisa. Karena Autofocus dari sebuah lensa bukanlah dari adapternya, tapi dari struktur lensanya tersebut.

Kalau saya menggunakan lensa AF dengan adapter yang seperti digambar, apakah AF bisa jalan?


Jawab : Tidak bisa. Adapter diatas tidak support autofocus. Meskipun lensanya Minolta (AF) atau Sony Alpha.

Bagaimana dengan adapter lensa dibawah ini? Ini untuk lensa Canon EOS - Nex. Apakah AF bisa jalan?



Jawab : Bisa. Gambar diatas adalah gambar smart adapter EOS-NEX, yang memungkinkan penggunakanya menggunakan lensa Canon EOS ke body NEX dengan autofocus tetap jalan. Tapi ini adalah Smart Adapter, jadi AFnya tidak akan sekencang ketika lensa Canon EOS dipasang di Body Canon EOS.




Kamis, 13 November 2014

Shutter Count

Sering baca orang yang teralu mikirin shutter count kameranya. Kenapa sih?

Tombol shutter itu pada waktunya akan ada batas pakainya..atau usianya..namanya juga barang mekanis..

Yang ingin saya bahas kali ini bukan apa itu shutter count..tapi lebih ke khawatiran akan umur shutter itu sendiri.

Logis sih sebenernya khawatir, karena harga shutter ini yang engga murah, kalau tidak salah 1jtan deh. Saya sendiri selama ini ga pernah pusing sama shutter count dan belom pernah ganti shutter.

Rata-rata umur shutter sebuah kamera entry level biasanya berkisar 100.000..jadi kebayang dong kalau sekali hunting kita foto 100 foto, berarti kita bisa hunting 1000 kali. Kalau sebulan tiap minggu hunting, berarti kita punya 250 minggu..Nah..cukup lama kan?

Saya pribadi lebih mementingkan persentase foto bagus dibanding dengan total foto.

Kalau saya pergi hunting lebih banyak foto yang tidak terpakai dibanding foto yang terpakai, maka saya akan kecewa. Saya berusaha menaikkan persentase tersebut. Jadi sebelum saya memutuskan untuk memencet tombol shutter, saya sudah mempunyai bayangan seperti apa foto yang saya inginkan. :)

Salam,

AKG

Senin, 10 November 2014

Contoh Strobist di sepeda motor

Mau share sedikit tentang foto2 yang motor saya sendiri yang bermodalkan alat seadanya.

Saya ga mau bahas kamera, lensa dan flash yang saya gunakan secara mendetail. Foto ini bisa dibuat menggunakan kamera apa saja yang bisa strobist dan pengaturan manual dan dengan lensa apa saja.

Foto dibawah ini diambil secara strobist, dengan peralatan :

- 1x Kamera
- 1x Lensa
- 1x Flash
- 1x Trigger
- 1x Tripod
- 1x Wireless remote


flash di foto diatas saya letakkan di sebelah kiri kamera (kanan motor) tanpa diffuser apapun juga, flash langsung mengarah ke motor

editing Lightroom : clarity, shadow, black, gelapin background




foto diatas posisi flash berada di atas, langsung mengarah ke motor, 
editing :
Lightroom : contrast, clarity, ngegelapin background.



Untuk foto diatas flash saya pegang di belakang motor, saya juga ikut ngumpet dibelakang motor..

editing Lightroom : saturasi, clarity, contrast

Semua foto diatas saya ambil sendiri, saya foto sendiri, saya pegang flash sendiri. kamera saya taro di tripod.



Untuk foto yang diatas ini, flash yang saya gunakan 2 buah. 1 untuk motor dari kanan atas kamera dan 1 lagi saya pegang disamping model



Flash di foto ini dari atas kamera, kurang lebih 2m dari bawah. 

editing Lightroom masih sama kaya foto2 lainnyai



Foto ini flashnya dibelakang motor dan di samping kiri atas kamera.



foto ini hanya menggunakan 1 buah flash yang saya taruh dibelakang..keliatan kan bocornya?untuk cahaya yang ada di muka mengandalkan available light (kebetulan ditempatnya atasnya bolong)

editing Lightroom : masih sama sama foto lainnya, clarity, contrast, black,shadow, saturasi

Memang dalam dunia komersil, mungkin peralatan yang dibutuhkan jauh lebih banyak dan lebih advance. biasa yang diperhatikan dalam foto otomotif (motor dan mobil dsb) adalah jatuhnya shadow, refleksi cahaya, lekukan body, dan banyak hal lainnya.

Berhubung ini cuma untuk koleksi pribadi, dan ribet bawa alat2 kalo teralu banyak..ya begini lah jadinya..semoga bisa menginspirasi temen2 disini.

Salam,

AKG

Kamis, 09 Oktober 2014

Action Cam, apa sih itu?kenapa sekarang booming banget?

Sesuai nama, action cam ini dibuat untuk memenuhi hasrat terpendam orang-orang yang ingin mengabadikan kegiatan extremenya. Kamera ini di design seringkas mungkin, tahan air, beberapa tahan banting, bisa dibawa kemana saja, di tempel dimana saja.

Spesifikasi yang ditawarkan pun cukup menggiurkan, sebut saja sebuah action cam buatan cina yang sekarang lagi booming karena disebut sebut sebagai gopro killer dari segi hasilnya. Saya sendiri memang belum sempat ngebandingin langsung hasilnya. 

Ok, jadi kenapa sih ini booming banget? termasuk saya sebagai penggemar fotografi dan touring kesana kemari.

Biasanya kita ketika dijalan melihat sesuatu yang lucu, konyol, bahkan membahayakan misalnya kecelakaan dan sebagainya. Peristiwa peristiwa yang kalau kita berhenti, ngeluarin kamera dan mengabadikan pasti udah keburu ketinggalan / kehilangan momennya. Action cam ini membantu kita mengabadikannya.

Memang sih ini masuknya ke videografi, tapi action cam sekarang ini ada fitur fotonya, ada yang dari 3MP dan tidak tanggung-tanggung 12MP sekaligus. Dengan lensa yang biasanya ultravide, memiliki AoV (Angle of View) yang luar, kamera ini masuk dalam daftar barang yang harus saya bawa ketika jalan-jalan.


Ya..foto ini hasil action cam yang saya bawa lagi jalan-jalan ke puncak. Hasil foto ini tanpa edit, tanpa atur White Balance dsb..tinggal point n shoot (tentunya ngintip lcd dulu buat komposisinya)

Nah ini yang saya lupa, untuk action cam yang saya pakai ini, ada fitur untuk atur White Balance dan ISO.. menarik bukan?

Selasa, 23 September 2014

Beli kamera DSLR atau Mirrorless??

Sudah menjadi rahasia umum dimana sekarang ini dominasi kamera mirrorless mendobrak penjualan kamera DSLR. Ada banyak orang yang beralih dari kamera DSLR yang besar ke kamera mirrorless, ada banyak juga yang kebingungan dalam menentukan kamera pertamanya antara DSLR dan mirrorless.

Saya disini akan bantu kalian tambah bingung sebaiknya kamera apa sih yang harus dimiliki?

Banyak orang membeli kamera DSLR karena ingin hasil yang jauh lebih bagus daripada kamera pocket biasa, ada juga yang ingin gaya, dan ada juga yang serius mau belajar fotografi.

Seiring berkembangnya jaman, produsen kamera berlomba-lomba untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam dunia fotografi.

Saya jadi ingat ketika Sony Nex baru keluar, ketika launching Sony Nex 7, mereka mengatakan kalau Sony Nex adalah kamera yang salah target. Di awal mereka menargetkan Sony Nex adalah untuk mereka yang ingin hasil bagus, tanpa harus membawa barang yang berat dalam travelling atau jalan-jalan.

Kenyataannya? banyak fotografer profesional yang beralih ke Nex dengan segala kekurangannya (tanpa hotshoe, tanpa viewfinder, dengan fulltime live view yang mengakibatkan kesulitan ketika bermain strobist atau studio). Maka dari situlah muncul Sony Nex7 yang menjawab kebutuhan para fotografer profesional.

Keberadaan Sony Nex sebagai mirrorless dengan sensor APSC dimana menyaingi kamera DSLR dengan sensor APSC cukup mengguncang penjualan kamera lainnya. Sayang sekali Olympus dan Panasonic tetap mempertahankan Sensor micro-fourthirdnya.

Tips dan trik dari saya dalam menentukan kamera antara DSLR atau mirrorless :

- Budget 
ini yang paling penting, ketahui budget anda.

- Kebutuhan 
apakah kamera akan digunakan untuk sekedar jalan2? fotografi hobi? fotografi wedding? prewedding?

Mindset masyarakat Indonesia dalam melihat ke-profesional-an seseorang masih dari seberapa besar kamera yang mereka bawa.

Untuk yang senang travelling, saya sangat merekomendasikan kamera mirrorless, karena kita bisa hemat tenaga untuk bawa peralatan fotografi kita.

Pilihlah kamera DSLR ketika kita memang membutuhkannya. fitur-fitur kamera DSLR seri Pro, banyak tidak terdapat di kamera mirrorless, terutama tombol-tombol untuk melakukan settingan dengan cepat.

Kamera mirrorless masih memiliki variasi lensa yang tidak sebanyak kamera DSLR, meskipun sekarang tiap produsen sudah membuat adapter untuk bisa memakai lensa-lensa dari DSLR mereka ke kamera mirrorless.

Saya sendiri sempat beralih ke kamera mirrorless, semua DSLR saya saya jual, saya sisakan 1 buah lensa DSLR. Saya membeli Sony Nex-7 kit 18-55, dengan adapter LA-EA2 dan lensa SAL 16-50 f/2.8. Tapi kembali saya beralih ke DSLR ketika saya membandingkan hasil antara sendor APSC dengan Fullframe (35mm)

Pada waktu itu belum ada kamera mirrorless dengan sensor fullframe (kecuali leica yang harganya selangit). Sekarang bukannya tidak kepengen meminang A7R atau A7, tapi budget untuk kamera harus dialihkan ke sesuatu yang lebih penting, jadilah bertahan dengan DSLRnya.

Kesimpulannya :
Yes..mirrorless sangat menarik..tapi kembali ke budget yang tidak mencukupi akhirnya harus setia dengan DSLR yang berat.


Gimana..keliatan kan bedanya..meskipun menggunakan lensa yang sama.. :)



Rabu, 16 Juli 2014

Tas Kamera

Kali ini saya mau share tentang pemilihan tas kamera.

Merk dan harga memang ga pernah bohong. yang bohong sih yang jualannya biasanya..

Kenapa saya bisa bilang begitu? jadi inget dulu pernah beli tas kamera produksi lokal modelnya kaya tas kamera import dengan harga cuma seperlimanya aja..

Begitu tas kamera sampai, buka..agak ilfil sama padding dalemnya..tapi yah sudahlah..harga murah koq mau macam2..

Pakai beberapa lama, akhirnya sempet dipensiunkan sementara itu tas.. sekalinya mau dipakai lagi..pas baru ngalung ke pundak, itu tas jahitannya copot..dan retsletingnya pada copot semua..

Kebayang dong kalau isinya full kamera, lensa, dan aksesorisnya jatoh berantakan..bisa habis semua investasi kita..

Bahan padding (sekat) pun bermacam-macam..pada tas lokal yang murah, cenderung busa bisa..meskipun tebel tapi sebenarnya kosong isinya..

Bahan luar, retsleting tas pun berpengaruh..kebayang dong kalau pakai tas yang bahannya menyerap air..tembus ke busa..lalu diam bersama kamera..bisa jadi lembab kamera dan lensa kita..yang ujung2nya memicu jamur..blom lagi bisa memicu karat..

Tas kamera yang bermerk biasanya memang sudah diperhitungkan weight distributionnya (pembagian beban) sehingga beban tidak terpusat di pundak, tapi bisa di distribusikan ke perut, dll..jadi meskipun barang bawaan kita banyak, tapi tidak menyiksa pundak kita.

Kesimpulannya :

Merk mahal memang menguras duit, tapi ingatlah barang yang anda bawa tidaklah murah..semuanya kembali ke budget dan kebutuhan..jangan beli tas kamera hanya asal besar..asal keren..asal murah.. :)

Salam,

AKG

Selasa, 15 Juli 2014

Panduan membeli Tripod

Akhirnya setelah sekian lama, ini account kebuka juga..kemaren sempet lupa passwordnya.

Nyambung lagi ah..kalo ini saya mau bahas tentang tripod. Banyak banget yang nanya tripod yang murah tapi bagus itu apa? yang cocok dengan kameranya apa..dan lain-lain.

Nah menurut pengalaman saya selama ini waktu beli tripod, kalau bisa jangan beli yang teralu murah. Kenapa? Karena ujung-ujungnya malah jadi sampah di rumah.

Disamping dari segi ekonomisnya, ingatlah bahwa barang yang kita percayakan di tripod itu barang yang harganya mahal. Jadi kalau foto outdoor/indoor yang kita bakal ninggalin itu kamera sendiri di tripod (pakai remote) ingatlah kalau itu kamera ada kemungkinan jatuh ketika ketiup angin kencang / kesenggol.

Sekarang kita bahas satu persatu bagian dari tripodnya deh..

Kaki-kaki tripod : biasanya terbuat dari alumunium campuran, magnesium alloy sampai carbon. Sesuai namanya, harga tripod yang berbahan carbon sangatlah mahal meskipun ringan. Pilihlah bahan yang cukup kokoh ketika dibuka maksimal. Biasanya memang agak berat tripod seperti ini.

Saya biasanya membuka maksimal kaki tripod, lalu saya sedikit tekan dari atas tripodnya, kita lihat bagaimana respon kaki tripod tersebut. Ada yang malah melebar, ada yang bergetar hebat, ada yang steady alias biasa2 aja.

Kenapa ini harus diperhatikan? Ketika kita mentrigger kamera, ada mirror yang akan bergerak. Mirror yang bergerak itu akan menghasilkan getaran, yang ujung-ujungnya bisa bikin foto tidak tajam.

Kepala tripod (ballhead / triway-head / pan-head) 

Pan head : Kepala tripod ini yang paling standar ada di tripod. dia bisa bergerah kiri kanan, ngangguk depan (bawah) atau belakang (atas) dan juga bisa dimiringkan ke kiri (posisi portrait).

Kekurangan dari panhead adalah sudut yang bisa di explorasi lebih terbatas. Ruang gerak juga lebih terbatas dan cenderung tidak ringkas ketika akan merubah sudut. Ada 3 kunci yang harus kita buka tutup.

Bahan biasanya plastik, ada juga yang magnesium alloy. Untuk yang bahannya plastik, biasanya ketika kita kunci dan kita lepas kameranya dari tangan, biasanya akan berubah cukup banyak sudutnya.

Banyak yang mengeluhkan bahwa kepala tripod ini sering patah yang berbahan dasar plastik. Ketika sudah patah, tidak bisa diapa-apain lagi selain dibuang. Bisa juga digunakan untuk shoot video.

Ballhead : Sesuai namanya, kepala tripod ini menggunakan bola sebagai poros geraknya. Yang tentunya lebih fleksibel ketika mengubah sudut kamera. Bahannya juga biasanya minimal besi / alumunium yang memiliki kekuatan lebih daripada plastik.

Ada beberapa tipe ballhead, dari yang kuncinya hanya 1 hingga 3...bedanya adalah yang 1, ketika 1 kunci itu diputar, kamera bebas kemana saja ke semua arah. Sedangkan yang 3 kunci, untuk nengok kiri kanan 1 kunci, dan untuk merubah arah 1 kunci, yang 1 lagi untuk bikin seret / longgar itu ballhead...lebih advance dan lebih bagus.

Tri-way head : sama seperti pan head, namun tri-way head lebih untuk menampung beban berat. Informasi yang ada di tri-way lebih lengkap seperti sudut derajat.

Sebenernya masih ada fluid head, gimbal head, tapi kita ga bahas kali ini.

Nah terlepas dari faktor diatas, ada faktor yang cukup penting yaitu nilai jual. Ketika kita beli tripod yang (mohon maaf) agak murah, kita akan kesulitan menjualnya kembali. Karena beberapa buyer akan memilih barang yang baru kecuali kita jual dengan murah. Akhirnya tripod tidak terpakai dan jadi penunggu gudang.

Kesimpulan, belilah tripod yang cukup baik, sesuai dan kebutuhan anda dan tentunya sesuai budget. Silahkan hubungi saya kalau ingin bertanya-tanya.

Salam,

AKG